Muara Teweh – Pada Konfercab IX Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Barito Utara yang berlangsung di aula BappedaLitbang Muara Teweh, Minggu (9/2), Rois Syuriyah PCNU Barito Utara, H Al Hadi, menyampaikan pidato iftitah yang menggarisbawahi peran penting NU dalam menjaga identitas dan karakter bangsa di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.
Dalam pidatonya, H Al Hadi menekankan bahwa NU sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan terbesar di Indonesia, selalu hadir dengan sikap akomodatif terhadap berbagai madzhab keagamaan yang ada, serta toleran terhadap nilai-nilai lokal yang berkembang di masyarakat.
Menurutnya, NU mengedepankan prinsip multikulturalisme, menghargai perbedaan agama, tradisi, dan budaya sebagai warisan bangsa yang harus dijaga.
“Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat, kita tidak boleh kehilangan identitas dan karakter. NU sebagai organisasi Islam yang besar berkewajiban untuk ikut mengokohkan strategi budaya dan peradaban bangsa Indonesia,” ujar H Al Hadi di hadapan ratusan peserta konfercab.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa NU selalu mengedepankan prinsip Al-Muhafadhatu ‘alal gadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yaitu mempertahankan nilai-nilai lama yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik. Hal ini menjadi landasan bagi warga NU dalam menghadapi dinamika sosial-politik di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut juga, H Al Hadi juga menekankan pentingnya fikrah nahdliyyah sebagai metode berpikir warga NU dalam menghadapi setiap persoalan.
“Fikrah ini meliputi prinsip moderasi (fikrah tawasuthiyyah), toleransi (fikrah tasamuhiyyah), reformasi (fikrah ishlahiyyah), dinamisme (fikrah tathawwuriyyah), dan metodologi (fikrah manhajiyyah),” pungkasnya.(drm)