Muara Teweh – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barto Utara (Kadisdik Barut) Syahmiludin A Surapati mengatakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Kabupaten Barito Utara merupakan rangkaian dari pelaksanaan program Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah (RBD) sebagai wujud implementasi program Merdeka Belajar Episode ke 17 sebagai makna pentingnya menjaga kelestarian bahasa daerah.
“Stigma bahwa penggunaan bahasa daerah dianggap tidak keren menyebabkan masyarakat enggan memakainya dan membuat bahasa daerah terancam punah,” kata Kadis Pendidikan Syahmiludin A Surapati, saat menutup kegiatan FTBI Kabupaten, Sabtu (21/10/2023) kemarin.
Menurut dia, kepunahan bahasa salah satunya dipengaruhi dengan sikap bahasa para penutur jati. Ada yang mengira bahwa dengan berbahasa daerah maka itu artinya sama dengan menunjukkan diri sebagai orang kampungan, tidak keren, dan tertinggal.
Sikap seperti inilah kata dia yang paling kuat menjadi penyebabnya. Akibatnya para orang tua, remaja, dan anak-anak tidak lagi menggunakan bahasa daerahnya sehingga akhirnya bahasa itu memasuki fase kritis dan akhirnya punah.
“Saya berharap kegiatan ini nantinya akan melahirkan banyak penutur aktif dari generasi muda Barito Utara sehingga bahasa ibu dapat terus dilestarikan, dipergunakan bahkan menjadi keren, hal ini merupakan sebuah tantangan untuk terus melestarikan bahasa daerah, di mana tren bahasa internasional terus meningkat,” kata Syahmiludin A Surapati.
Lebih lanjut Syahmiludin, bahasa daerah menjadi bagian untuk menjadi berkarakter melalui bahasa ibu, karena di situ sesungguhnya akar masa depan kita. Saat globalisasi terjadi, maka perlu pula domestikasi, yaitu dengan cara kembali ke bahasa ibu.
“Dan semoga Bahasa Kita, Bahasa Bakumpai dan Bahasa Lainnya di Kabupaten Barito Utara akan lebih terkenal serta mendunia sebagaimana halnya beberapa waktu lalu yaitu 17 Desember 2020 UNESCO menetapkan PANTUN INDONESIA sebagai Warisan Budaya Tak Benda,” imbuhnya.
Kadisdik juga mengatakan bahwa di tahun 2024 mendatang Festival seperti ini tetap akan terus dilaksanakan dengan skala yang lebih dari ini lagi, dengan melibatkan beberapa Bahasa Ibu yang ada di Kabupaten Barito Utara, semuanya harus kita lestarikan dan jangan pernah punah.(drm)