Sampit,- Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) hampir setiap tahunnya, tidak lepas dari berbagai potensi bencana alam, baik itu banjir maupun longsor ketika musim penghujan, kebakaran hutan ketika kemarau yang menimbulkan banyak dampak negatif bagi masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di dataran rendah dan lahan gambut serta berdekatan dengan sungai.
Hal ini mendapat sorotan dari Wakil Ketua Komisi II DPRD Kotim, Agus Seruyantara yang menilai perlu langkah-langkah maupun upaya strategis guna mencegah atau mengantisipasi serta menanggulangi bencana alam itu sendiri.
“Dalam hal ini tentunya semua pihak harus saling bersinergi. Dan juga perlu adanya kolaborasi semua pihak, karena tanpa adanya kolaborasi atau kerja sama itu, maka penanggulangan maupun pencegahannya tidak bisa berjalan optimal,” katanya, 18 Juni 2023.
Legislator PDI- Perjuangan ini juga menekankan, selain kolaborasi, dalam upaya mengantisipasi terjadinya bencana alam, pemerintah juga dirasa perlu melakukan pemetaan wilayah rawan bencana. Sehingga, ketika bencana itu terjadi maka akan memudahkan penanggulangannya dan meminimalisir korban jiwa.
“Selain itu pula harus meningkatkan sosialisasi serta edukasi terkait bahaya bencana alam baik banjir, longsor, kebakaran hutan dan lain-lain perlu terus digencarkan kepada masyarakat kita,supaya kesadaran bersama bisa semakin meningkat,” timpalnya.
Disisi lain dia bahkan mengimbau kepada PBS yang ada di Kotim ini baik tambang maupun perkebunan agar selalu taat dengan peraturan terkait program reboisasi hutan yang menjadi kewajiban mereka, untuk menghindari dampak negatif yang ditimbulkan.
“Sehingga potensi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor bisa diminimalisir, dan ekosistem kita bisa terus terjaga dan pulih kembali,” tutupnya.(rrl).