Sampit,- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur, meminta pemerintah daerah setempat untuk memantau kondisi harga bahan pokok di pasar selama Ramadan dan menjelang Lebaran.
Ketua Komisi II DPRD Kotim, Juliansyah mengatakan bahwa harga bahan pokok seringkali mengalami kenaikan selama Ramadan dan Lebaran, sehingga ketersediaannya harus terus dipastikan.
“Kami selalu berkordinasi dengan dinas terkait untuk memastikan bahan kebutuhan pokok tercukupi dan harga-harga tetap stabil,” kata Juliansyah, Kamis, 13 April 2023.
Ia berharap bahwa stok dan harga sembako dan bahan pokok di pasar tetap stabil selama Ramadan hingga Lebaran. Oleh karena itu, kehadiran pemerintah sangat penting, guna menjamin stabilitas ekonomi di tengah masyarakat, khususnya umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Dalam rangka menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasar, ia menyarankan agar OPD terkait terus melakukan pemantauan dan melakukan sosialisasi kepada pedagang dan masyarakat agar menjaga harga dan ketersediaan barang di pasar. “Sosialisasi harus terus dilakukan, supaya pedagang tidak menaikkan harga secara sembarangan,” ujarnya.
Sementara itu untuk mengendalikan inflasi harga kebutuhan pokok selama ramadhan hingga menjelang lebaran, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menyebutkan, inflasi di daerah ini masih terkendali dan terus diupayakan untuk diturunkan.
“Di Kotim sendiri inflasi bulan Maret ini 0,69 persen untuk bulanan, sedangkan tahunannya 5,11 persen. Kita memang di atas rata-rata nasional, tapi tidak jauh dibandingkan daerah-daerah lain. Palangka Raya saja masih di atas kita. Kita masih di bawah dan kita masih bisa mengendalikan inflasi,” kata Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur, Bahalap di Sampit.
Bahalap menyebut, harga bahan pokok di Kotawaringin Timur saat ini relatif stabil. Bahkan, ada komoditas yang harganya turun, seperti harga ayam potong karena pasokannya cukup banyak.
Komoditas yang mulai mengalami kenaikan harga adalah bawang merah. Penyebabnya adalah pasokan dari Pulau Jawa kurang lancar akibat kendala cuaca buruk. Jika sudah tiba, barang segera didistribusikan agar harga kembali normal.
Harga telur menjelang Lebaran biasanya cenderung naik dan hampir terjadi setiap ada hari besar keagamaan. Mengatasi itu, intervensi dilakukan melalui Dinas Pertanian yaitu dengan pasar penyeimbang sehingga diharapkan membuat harga kembali turun.
Bahalap mengungkapkan, upaya yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan adalah menggelar pasar murah, Dinas Perdagangan dan Perindustrian menggelar pasar penyeimbang, serta bantuan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui pasar murah yang dilaksanakan di kelurahan-kelurahan.
“Mudah-mudahan kita sampai tanggal 1 Mei nanti kita tetap akan melaksanakan operasi pasar dan monitoring harga di tingkat pasar serta konsumen terkait bahan pokok,” tambah Bahalap.(rrl).